Pages

Wednesday, February 17, 2010

jangan begitu nona missy,,

jangan begitu nona missy,,
diucapkan dengan nada khawatir oleh seorang budak kulit hitam pada majikannya, seorang gadis muda kulit putih yang terlihat keras kepala...

kalimat di atas adalah cuplikan telenovela *sinha moca* atau little missy yang akhir-akhir rajin saya tonton =D

sebenarnya saya bukan penggemar serial latin yang (menurut saya) cerita-ceritanya klise dan terlalu mengada-ada. hampir semua tentang gadis miskin yang jatuh cinta pada lelaki kaya lalu disengsarakan keluarga si lelaki. awalnya saya menonton little missy iseng saja, berhubung liburan semester ini nganggur di rumah, jam 10-an pagi adalah jadwal saya cuci2 baju. untunglah di rumah ada mesin cuci (tdk seperti di kosan *huhu) jadi sambil nunggu si mesin cuci beraksi, saya punya waktu luang untuk melakukan hal-hal lain yang lebih berguna. hal-hal lain ini berarti menonton televisi. hehe

awalnya saya cuma tertarik pada aktor-aktornya yang kiyut-kiyut seperti pemeran dr Rodolfo Fontes, adiknya, Ricardo Fontes, dan kawan mereka, dr Jose Coutinho *haha,sampe hapal. karena tidak ingin melewatkan ketampanan latin mereka, otomatis saya selalu duduk manis di depan tv, semaksimal mungkin menunggu kemunculan mereka. otomatis pula saya mengikuti kisahnya. jadi berasa mirip tante2 tetangga sebelah rumah saya dan pembantunya yang addict telenovela. kalau mereka sedang cerita2, hebohnya sampai se RT *hoho. wah, tapi ternyata not bad juga ya jeung. haha

ceritanya cukup variatif, dengan latar tanah pertanian brazil abad ke-18. menarik sekali cerita tentang pemberontakan budak-budak kulit hitam yang jadi sentral cerita, selain konflik cinta-cintaan para pemainnya. Little Missy, atau Maria Ferreira adalah gadis muda putri tuan tanah paling berkuasa di daerah Araruna, Baron Ferreira Araruna. sejak kecil ia tidak menyukai perbedaan kehidupan kulit putih dan kulit hitam, ia pun sangat akrab dengan para negro. sepulang dari sekolah di Rio De Janeiro, Missy menjadi pribadi yang lebih kritis dan lebih berani menentang kesewenang-wenangan ayahnya. ia mengagumi Rafael, seorang budak berdarah campuran, teman masa kecilnya yang menghilang lama dan kembali sebagai Dimas, pemuda yang melakukan banyak hal untuk menentang perbudakan. Missy sebaliknya sangat membenci Rodolfo, pengacara muda yang tampak acuk tak acuh dengan keadaan sekitar, yang dijodohkan Baron dengannya. ceritapun berkembang dengan (cukup) tak terduga. Rafael ternyata saudara seayah dengan Missy, namun dari ibu seorang budak. Rodolfo ternyata penggerak dari kelompok penentang perbudakan. cerita orang-orang di sekitar Missy, seperti budaknya, Adelaide (yang menjalin hubungan dengan dr Jose Coutinho), Justinho (budak yang sering dicambuk karena memberontak), dan Ana (gadis lugu yang menyukai Rodolfo) juga menjadi bumbu yang cukup gurih.

saat iseng-iseng googling, ternyata ada fakta yang menarik. serial ini adalah remake dari serial berjudul sama yang tayang di akhir tahun 80-an dan menjadi telenovela kedua yang tayang di Indonesia. Sinha Moca diputar di TVRI dan (katanya-berhubung saya belum lahir) menjadi tontonan booming kala itu.

heuh,sayang sekali senin depan saya sudah harus kembali kuliah sehingga tidk bisa lagi mengikuti telenovela yang mulai saya tunggu-tunggu ini. saya jadi tidak bisa melihat gaun kurungan Missy yang warna dan rendanya sangat matching dengan pita rambut, topi, dan payungnya. saya juga tidak bisa mengikuti proses jatuh cintanya Missy pada dr Rodolfo, my man. huhu, au revoir monsieur Fontes. . .

4 comments:

Ninda Rahadi said...

pantes koen makin lebay.. tontone telenopela sih -___-"

Lina said...

haha, fi belum lahir ya pas serial ini tayang di TVRI ? Jaman kecil saya ni Fi, tiap minggu siang saya dan adik pasti dah siap di depan tipi nonton ini. Saya sih waktu itu nggak ngerti2 banget ceritanya, cuma suka aja sama Adelaide itu. Jaman segitu kan belum musim tuh telenopela2an, jadinya berasa bagus aja gitu...wong tontonannya ya cuman TVRI.

NOOR'S said...

Wah..baca postingan ini jadi inget masa kecil yang suka nonton Little Missy. Sudah lupa juga tuh jalan ceritanya...

Bukit Kesucian said...

Suka gaunnya e.......

Post a Comment