Pages

Tuesday, February 16, 2010

entah apa seharusnya judulnya

ah.sudah lama saya absen posting. yang sinyal ngadat lah. yang jatuh sakit lah. hehe. tapi pagi-pagi buta begini tiba-tiba saya kangen pengen nengok anak. blog ini maksudnya. dan ternyata saya punya timbunan draft yang semuanya belum completed dan tidak ada satu pun yang jadi saya post-kan. nasibnya jadi mirip dengan cerpen (atau mungkin lebih tepatnya coretan yang saya anggap cerpen) yang menggunung di harddisk notebook atau tersebar di macam-macam permukaan(kertas, tisu, daun, etc) di rumah dan tempat kos. entah apa ya namanya. mungkin saya punya penyakit tidak-senang-mengerjakan-sampai-tuntas. tulisan-tulisan saya kalau dikumpulkan mungkin mencapai ratusan, tapi ya itu tadi, selalu mandheg di tengah-tengah. hanya nol koma sekian persen yang menjadi tulisan sempurna dan tidak menyebabkan pembaca repot mengarang sendiri lanjutannya =)

terlepas dari kealpaan saya untuk menyelesaikan tulisan-tulisan itu, saya rasanya punya banyak sekali ide di benak saya. ide segala genre. saya suka berkhayal dan mengomentari apa saja yang menarik bagi saya. mungkin itu sebabnya pikiran saya seperti melompat-lompat. sibuk memvisualisasikan satu ide lalu ide lainnya. begitu pula tulisan saya. juga cara saya berbicara. sudah seringkali saya mendapat teguran teman agar pembicaraan saya diurutkan, agar saya belajar mengungkapkan sesuatu secara metodis. yah, untuk even-even tertentu saya memang kemudian menyesuaikan diri dan berusaha tidak melompat-lompat dari stu hal ke hal lainnya. tapi untuk orang-orang terdekat, saya memang tidak bisa merubah diri. teman-teman saya harus siap menerjemahkan kalimat-kalimat serampangan-terkadang ambigu-terkadang dalam bahasa asing yang ngawur, yang saya gunakan ketika ingin mengungkapkan ide-ide saya. saya punya banyak data. anda sendiri yang harus memilah-milah dan mencernanya. hehe

nah,tiba-tiba pada detik ini saya ingat apa yang ingin saya posting sebenarnya, sebelum saya menulis kesana-kemari, tak karuan. saya tadinya ingin bercerita tentang betapa bencinya saya pada politik. betapa pejabat di televisi sampai teman-teman di lembaga pers yang melakukan praktik politik selalu sangat memuakkan bagi saya. saya lupa siapa tepatnya, tapi seorang tokoh nasional pernah berkata bahwa kebenaran politik bukanlah fakta. tapi kepentingan. ini jelas-jelas menambah rasa tidak suka saya pada duniapenuh kebohongan dan kolusi ini. tentang politik praktis yang dilakukan para pejabat di senayan sana, saya memutuskan untuk bersikap apatis saja. lagipula mereka memang politisi. tapi beberapa oknum di lingkungan organisasi yang saya ikuti di kampus, membuat saya sebal. lembaga pers ini, apalagi lembaga pers mahasiswa seharusnya netral. lebih netral daripada media mainstream. tapi sekarang lingkungan saya pun terasa sesak, sarat kepentingan. ketika seorang teman bilang semua yang saya pikirkan ini tidak penting, saya bingung harus menjelaskan bagaimana padanya. saya terjebak di tengah badai politik di daerah yang seharusnya bebas politik. saya tidak bisa menyeberang keluar, saya terjepit di tengah-tengah. saya merasa sangat tidak nyaman. satu lagi yang bikin saya membenci politik, selalu membuat tidak nyaman. seperti pembalut tanpa sayap mungkin. haha,,

ups,tulisan saya yang cuma segini ini ternyata punya lebih dari satu inti dan susunannya kacau balau. sebaiknya saya hentikan saja sebelum tambah meracau. mari kita sholat subuh saja =)

1 comments:

Ninda Rahadi said...

kalo politiknya indikator gimana? ngikngik

Post a Comment