Tapi sayangnya saya suka tiba-tiba mager dan berubah pikiran. Wkwkwk.
Seperti postingan yang ini-pun awalnya saya ingin menuliskan pencarian tjintjin untuk lamaran. Fyi, pemberian cincin saat khitbah cuma kebiasaan aja sih. Custom di keluarga saya, saat meminang, pihak laki-laki akan memberikan kain batik (songket karena calon suami saya Urang Awak 😂) dan cincin sebagai tanda permintaan.
Nah, kemudian saya mager deh.
Tapi saya sadar saat menyiapkan hajat besar seperti pernikahan, saya butuh sebanyak-banyaknya do'a bukan kutukan dari pembaca yang sebal. Maka akan saya tuntaskan tulisan yang tidak begitu helpful ini.
Seperti kebanyakan calon pengantin kekinian (ah elah), hal pertama yang saya lakukan ketika akan mencari cincin adalah browsing. Banyak sekali informasi yang saya dapat tentang toko perhiasan, harganya, dan juga pelayanannya. Setelah mengantongi berbagai info tersebut, di suatu Jum'at siang saat jam istirahat kantor, saya meluncur ke Cikini Gold Center. Pusat emas ini saya pilih karena paling dekat dengan wilayah kekuasaan saya walaupun di kemudian hari saya tahu kalau CGC ini emang terkenal bangettz.
Pertama kali yang saya lakukan saat masuk pusat jual beli emas adalah bengong. Tokonya banyak bana yo, paniang pala adiak 😂. Lalu saya mulai bergerak ke arah toko-toko yang paling ramai pengunjungnya. Setelah bertanya dengan gagap saking gugupnya, saya memutuskan melihat-lihat ke toko yang lebih sepi juga. Siapa tahu yang ramai tadi pengunjung bayaran anak buah Elly Sugigi kan? Ternyata memang toko yang lebih sepi menawarkan harga emas yang lebih tinggi (bisa gitu ya 😐) atau menjual perhiasan segede gaban yang mungkin hanya akan dikenakan ibu-ibu pejabat. Sesi berkeliling hari itu memberi saya ide bagaimana bentuk cincin yang saya inginkan serta harganya (Oktober 2016 harga emas pergram 470K an).
Sabtu depannya saya berhasil membujuk si Uda yang quote favoritnya "cari sendiri ya, ntar gue transfer aja" untuk datang ke CGC. Hal ini diperlukan karena saat memesan cincin jari kita akan diukur (ya iyalah) dan sebagai calon istri yang posesif saya ingin Uda juga mengenakan cincin. Pilihan bahan cincin untuk lelaki muslim yang tidak boleh mengenakan emas sekarang sudah cukup banyak sih. Ada perak, palladium, dan platina.
Hari itu kami menuju ke toko kecil yang cukup ramai di pojok belakang lantai utama CGC. Toko ini banyak dibahas di blog-blog calon pengantin karena produknya bagus (saya sendiri kurang bisa menilai) dan pelayanannya memuaskan. Soal pelayanan memang benar sih, koko nya ramah dan helpful. Kita bisa leluasa bertanya dan si koko akan memberikan rekomendasi sesuai budget. Wow.
Sekitar enam menit kemudian, saya dan Uda sudah menemukan bentuk cincin yang kami inginkan (ini seharusnya masuk rekor MURI untuk pemilihan cincin tercepat sih) dan si koko mulai mengestimasi harga setelah mengukur jari kami. Ukuran jari dan bentuk cincin mempengaruhi berat cincin dan berapa yang harus dibayar nantinya. Karena jari saya cukup kecil maka diperkirakan berat cincin sekitar 3-4 gram dan Uda dua kali lipatnya.
Cincin diperkirakan selesai dalam satu bulan namun ternyata bisa kelar dalam dua minggu (horeee) dan beratnya juga sesuai estimasi awal si koko. Cincin kita dapatkan sekaligus dengan kotak beludru kecil yang cantik dan beserta suratnya dimasukkan dalam dompet vinyl warna biru muda. Oh iya, nama tokonya Kenanga dan nomor ponselnya akan mudah ditemukan saat browsing (saya males banget buka daftar kontak 😂)
Sekian sharing kali ini semoga lebih banyak manfaat daripada mudharatnya. Wkwkw.
0 comments:
Post a Comment