Pages

Monday, January 18, 2010

Hebe Premium XXI and Theatrical Hall

Saya baru saja membaca sebuah artikel menarik-sekaligus miris-dari kompas.com sub kesukaan saya,kota tua. Fyi, tiap kali online saya menyempatkan membaca satu dua berita baru tentang sejarah,cagar budaya, dan mantengin foto-foto yang ciamik bernuansa tempo dulu di dalamnya.
Kali ini yang menarik perhatian saya adalah rencana pembongkaran bioskop jadul bernama Hebe di daerah Pangkalpinang, Bangka-Belitung. Bagi yang bingung ini di daerah mana, mungkin anda ingat tempat Ikal,Arai, dan Jimbron, para pemeran utama film layar lebar Sang Pemimpi tinggal dan menempuh pendidikan Sekolah Menengah Atas. Ya itulah Pangkalpinang. Bagi yang ingin tahu bentuk bioskop Hebe yang akan dimusnahkan itu, berhubung saya yang newbee ini belum bisa posting gambar, yah bolehlah anda bayangkan bioskop yang ada di film Sang Pemimpi itu juga. Nggak jauh beda,kok.

Bioskop ini didirikan pada 1917 oleh seorang mayor China, Majoor titulair der Chineesen Oen Kheng Boe, seorang pemimpin komunitas Tionghoa. Karena sejarah Pangkalpinang yang penuh dengan tambang timah dengan pekerja yang berasal dari China, Siam, dan Melayu, maka peninggalan berupa bangunan di kota ini kebanyakan berarsitektur gabungan antara China, Eropa, dan Melayu meski paling kuat adalah pengaruh China dan Eropa. Termasuk juga Hebe.
Dilihat dari mata saya yang minus empat, tapi masih bisa melihat jelas berkat kacamata saya satu-satunya, bangunan Hebe ini masih lumayan kokoh berdiri walaupun tampak terlantar sehingga menimbulkan atmosfer horor. Sehingga aneh rasanya kalau bangunan ini dirobohkan begitu saja, bukannya direvitalisasi. Apalagi alasan perobohan bangunan adalah untuk pembangunan sebuah mall plus hotel sepuluh lantai yang prestisius di atasnya. Alasan yang kuno sekali, bahkan lebih kuno dari si Hebe.

Sejak dulu, di Indonesia yang katanya menghargai sejarah ini, banyak sekali benda peninggalan sejarah yang dibumihanguskan untuk memenuhi pesanan segelintir pihak. Pihak yang berduit, tentunya. "Sekarang semua harus bernilai bisnis, taikucing sama sejarah", mungkin itu yang akan diucapkan oleh segelintir pihak itu bila fenomena ini difilmkan dan saya penulis skenarionya. Padahal ada banyak jalan tol menuju mall, ehm, maksud saya ada banyak cara untuk memberi nilai ekonomi pada sebuah situs sejarah tanpa harus men-delete nya dari muka bumi. Hebe bisa dijadikan museum, restoran, atau mungkin kembali menjadi bioskop seperti di masa mudanya dulu. Isinya dimodernisasi, dilengkapi fasilitas canggih tapi tetap tidak meninggalkan bentuk aslinya.

Tapi sayang, pemda tempat Hebe berdiri, kering ide dan kreativitas, serta penghargaan terhadap sejarah-yang mungkin berarti kering loyalitas terhadap bangsa juga?entahlah-. Sang Walikota bersikeras akan merobohkan tempat ini tanggal 20 Januari besok, apapun yang terjadi. Menurutnya, ini demi kepentingan warga juga. Dalam skenario film khayalan saya, akan ada remaja-remaja gaul yang berseru-seru; "kita-kita emang suka kongkow2 di mol neh,oom!."
Tekad bulat bapak walikota tercinta tidak juga tergoyahkan oleh surat Direktur Peninggalan Purbakala Dirjen Sejarah dan Purbakala Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Budpar) Junus Satrio Atmodjo yang meminta pembatalan pembongkaran Hebe. Surat dari Yoeseof Budi Ariyanto, kasubdit konservasi Dirjen Sejarah dan Purbakala Kementrian Budpar, pada gubernur pun tidak digubris. Mungkin bapak walkot malah merasa berjasa karena bisa menyulap pasar kumuh, bangunan telantar, kawasan jorok jadi bagian pusat belanja modern yang ditunggu-tunggu para penikmat hedonisme. Si bapak ini juga pura-pura tidak mendengar(atau mungkin sedang pakai headset yang memutar lagu disko ketika itu) anjuran Menteri Budpar Jero Wacik pada seluruh pemda untuk memperhatikan persoalan BCB, Benda Cagar Budaya- bukan Bunga Citra Bestari- seheboh pemerintah memperhatikan persoalan pariwisata seperti akhir-akhir ini.

Pembantaian terhadap bangunan bersejarah ini juga jelas-jelas menyalahi UU No 5 tahun 1992 tentang BCB. Dalam kalimat pembukanya dijelaskan bahwa kita wajib mempertahankan dan memelihara sebagai kekayaan budaya bangsa yang penting artinya bagi pemahaman dan pengembangan sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Oleh karena itu perlu dilindungi dan dilestarikan demi pemupukan kesadaran jatidiri bangsa dan kepentingan nasional.

Entah bagaimana nasib Hebe di dunia nyata ke depannya, mungkin pak walkot yang tiba-tiba mendapat hidayah dari Allah, dengan bijaksananya membiarkan Hebe tetap hidup, dan bahkan merawatnya penuh kasih sayang. Mungkin juga Hebe akan jadi tinggal cerita, sebuah bioskop eksotis yang konon pernah ada di bumi jadul nusantara. Tinggal cerita saja yang dibuang ke recycle bin bersama ingatan tentang harimau Sumatera.

Tapi yang pasti, dalam skenario film box office ciptaan saya, Hebe akan tetap ada. Bahkan lebih eksis. menjadi bioskop dan gedung teater terbesar di negeri Indonyasiapa. "Hebe Premium XXI and Theatrical Hall". Bangunannya akan megah dan lebih eye-catchy, isinya full-modern facility,tapi tetap Hebe. Kalau Majoor titulair der Chineesen Oen Kheng Boe berjalan-jalan ke daerah sana, ia akan masih bisa mengenali Hebe dengan jelas dan pasti. Coba saja tanya.

-fibiangliliana,dini hari-

15 comments:

Ninda Rahadi said...

cerita lama. selalu begitu dari waktu ke waktu... hmm.. hapus verify kata.. ganti template!!

fi biangliliana said...

verify kata iku op?
gnti template luchu dmn y che??
yg qtemuin std smw O,,O

Ninda Rahadi said...

punyaku juga standar kok.. cuma tak modif hasil nguplek adobe karo html. cara ngilangi verify coba alamat iki http://www.ourblogtemplates.com/

setting>> comment>>
Show word verification for comments?
No

@minumino said...

halooo sofi temen anyiin, salam kenaaal :)

ali said...

thanks info bioskopnya ea...salam kenal dari anyin eh buwel ding... :-)

ali afif said...

salam kenal yak... :-)

fi biangliliana said...

@chenyin:hoo iya,let me try,,

@minomino,buwel,a-chen:salam kenal juga.mohon bantuannya >_<

Jhoni20 said...

wah nice post nih mba!!! kadang dengan berbagai alasan penguasa melakukan pembenaran terhadap tindakannya salah satunya contohnya adalah pembongkaran bangunan itu!!

beda individu memang beda persepsi kebenarannya

salam kenal!!

Syifa Ahira said...

salam kenal ya sof.. rajin2 juga mampir di blogku yah.. :)

masa bioskopnya mau dirobohin sih?
tega nian wakonya yah?

Yanuar Catur said...

bagus nin
ayoh lanjutkan
hehehehe

Lina said...

keren, keren...saya suka ini.
tukeran link yuk...
pengen baca-baca yang lainnya.

Kang Sugeng said...

dari rumah Anin langsung kemari, salam kenal ya Non, photonya cantik yg di postingan Anin, hehee...

NOOR'S said...

Mampir dulu non, mao kenalan nih karena promosi non Nindya...kenalin bang Pendi, anak juragan jengkol...he...he

IjoPunkJutee said...

Mall dan Hotel, memberangus sejarah dan kaum pinggiran. Selalu seperti itu....

Anonymous said...

Lam knal aje wat smua..!

Post a Comment